MAKALAH
Disusun untuk memenuhi tugas Aqidah Akhlak yang dibina oleh
Hj. Umi Nadhiroh,S.Ag,MMPd
Disusun
oleh:
1.
Antony Bagas S. (02)
2.
Muh. Yusril F. (09)
3.
Miftakhul
Khusna. (10)
4.
Nur Aini.
(16)
5.
Winda Nur Agustin. (26)
6.
Widya Dwi A. (28)
MTsN MOJOSARI
TAHUN AJARAN 2013-2014
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan
Yang Maha Esa, karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-nya sehingga kami
dapat menyusun makalah ini dengan baik dan benar, serta tepat pada waktunya. Dalam
makalah ini kami akan membahas mengenai “Kerja Keras”.
Makalah ini telah dibuat dengan beberapa bantuan
dari berbagai pihak untuk membantu menyelesaikan tantangan dan hambatan selama
mengerjakan makalah ini. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan
makalah ini.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada
makalah ini. Oleh karena itu kami mengundang pembaca untuk memberikan saran
serta kritik yang dapat membangun kami. Kritik yang membangun dari pembaca sangat kami harapkan
untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita
semua.
Mojosari, 14 Oktober 2013
Penyusun
BAB
I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Hidup adalah sebuah perjuangan. Tanpa adanya usaha untuk berjuang maka manusia
tidak akan bisa bertahan untuk hidup.
Untuk itu manusia haruslah berjuang
sekuat tenaga untuk memenuhi segala kebutuhannya sendiri. Dalam pada itu
berjuangmemiliki makna yang cukup luas. Di dalamnya terkandung nilai-nilai
untuk bekerja keras, tekun, ulet dan teliti. Tanpa adanya unsur-unsur itu apa yang kita harapkan
dan cita-citakan belum tentu akan
tercapai. Dengan bekerja keras dan tekun akan muncul sikap optimis dalam diri
seseorang untuk menggapai cita-citanya. Dengan adanya sifat ulet, manusia tidak
akan mudah goyah dan putus
asa dalam menerjakan apa yang ia lakukan. Tidak mudah putus semangat
apabila dala melakukan pekerjaannya mengalami hambatan atau bahkan kegagalan.
Dalam melakukan pekerjaan unsur teliti juga tidak boleh lepas
dari dirinya. Dengan sikap teliti maka apabila ada kesalahan atau kekurangan
bisa segera di carikan solusinya. Sehingga sebuah pekerjaaan dapat terlaksana
dengan baik. Berdasarkan uraian ini kami bermaksud untuk membahas bagaimana halnya kerja keras,
tekun, ulet dan dan teliti dalam kehidupan.
2.
Rumusan Masalah
- Bagaimanakah yang dimaksud kerja keras ?
- Bagaimana implementasinya dalam kehidupan?
3.
Tujuan Pembahasan
- Mengetahui tentang kerja keras.
- Mengetahui implementasi kerja keras, tekun, ulet dan teliti dalam kehidupan.
BAB
II
PEMBAHASAN
1. Pengertian
Kerja Keras
Kerja keras memiliki hubungan dengan 3 akhlak terpuji lainnya seperti Tekun, Ulet, Dan Teliti.
Kerja keras, tekun, ulet, dan teliti merupakan empat sikap
terpuji yang perlu dimiliki oleh setiap
orang yang menginginkan kesuksesan dalam hidupnya.
Keempat sifat tersebut harus dilakukan
secara integral sebab antara yang
satu dengan yang lainnya saling mendukung. Kerja keras, tekun, ulet dan teliti
adalah kunci dalam mencapai kesuksesan dan tujuan yang dicita-citakan
manusia.
Dengan
kerja keras semua pekerjaan
bisa cepat selesai. Dan disertai dengan ketekunan, ulet dan teliti sebuah pekerjaan bisa terselesaikan dengan
cepat, rapi dan maksimal sesuai yang diharapkan. Tanpa adanya sifat-sifat tadi
dalam menjalani sebuah pekerjaan maka manusia
akan cepat merasa putus asa dan mudah menyerah. Tidak merasa
puas dan bahkan bisa menjadi orang yang pesimis.
Untuk
itu maka manusia dituntut untuk selalu memiliki dan menjaga sifat-sifat tersebut diatas. Agar
dalam menjalani kehidupan dan melakukan pekerjaan tetap menjadi
orang yang selalu optimis dan berpikiran positif. Dengan
begitu semua apa yang dicita-citakan oleh manusia akan terwujud dengan baik.
2. Konsep
Kerja Keras
Kerja
berarti berusaha atau berjuang dengan
keras berarti sungguh-sungguh. Bekerja keras adalah bekerja dengan gigih dan
sungguh-sungguh untuk mencapai suatu cita-cita. Bekerja keras tidak mesti
“banting tulang” dengan mengeluarkan tenaga secara fisik, akan tetapi sikap bekerja
keras juga dapat dilakukan dengan berpikir sungguh-sungguh dalam melaksanakan pekerjaannya. Kerja keras yaitu bekerja
dengan sungguh-sungguh untuk mencapai tujuan atau prestasi kemudian disertai
dengan berserah diri (tawakkal) kepada Allah SWT baik untuk kepentingan dunia
dan akhirat. Firman Allah SWT yang artinya sebagai berikut:
“
Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan)
negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan)
duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat
baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.”
(Al-Qashash“ 77)
Dengan
demikian, sikap kerja keras dapat dilakukan dalam menuntut ilmu, mencari rezeki, dan menjalankan tugas
sesuai dengan profesi masing-masing.
Pentingnya
bekerja keras ini tersirat dalam firman Allah surat al-Jumu’ah ayat 10 yang
artinya:
“
Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan
carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung.“
Selain itu, Allah juga berfirman dalam
surat at-Taubah/9 ayat 105 yang artinya:
"Dan
Katakanlah: "Bekerjalah kamu, maka Allah
dan Rasul-Nya serta orang-orang mu'min akan melihat
pekerjaanmu itu, dan kamu akan
dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata,
lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.“
Ayat
di atas mengajarkan bahwa kita
tidak saja melakukan
ibadah khusus, seperti shalat, tetapi juga bekerja untuk mencari apa
yang telah dikaruniakan Allah di muka bumi ini. Kemudian pada surat at-Taubah di atas mengisyaratkan bahwa kita harus berusaha sesuai dengan
kemampuan maksimal kita dan hal itu
akan diperhitungkan oleh Allah SWT. Orang yang beriman dilarang bersikap malas,
berpangku tangan, dan menunggu keajaiban
menghampirinya tanpa adanya usaha. Allah
menciptakan alam beserta segala isinya diperuntukkan bagi manusia.
Namun, untuk memperoleh manfaat dari
alam ini, manusia harus berusaha dan bekerja keras. Rasulullah SAW juga menganjurkan
umatnya untuk bekerja keras. Beliau menegaskan bahwa makanan yang paling baik adalah yang berasal dari hasil keringat sendiri. Sabdanya:
عَنِ
اْلمَقْدَادِ بْنِ سَعْدِ يَكْرِبَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ عَنِ النَّبِيِّ قَالَ مَا
أَكَلَ أَحَدٌ طَعَامًا قَطُّ خَيْرًا مِنْ أَنْ يَأْكُلَ مِنْ عَمَلَِ يَدَيْهِ
وَإِنَّ نَبِيَّ اللهِ دَاوُدُ كَانَ يَأْكُلُ مِنْ عَمَلِ يَدِهِ (رواه البخارى(
Artinya:
Tidak ada makanan yang lebih baik bagi seseorang melebihi makanan yang
berasal dari buah tangannya sendiri. Sesungguhnya Nabi Daud AS makan dari hasil
tangannya sendir.
Perintah
untuk
bekerjakeras
juga
terdapat
dalam
firman Allah QS. Al-Insyiqoq ayat 6 yang artinya:
“Wahai
manusia sesungguhnya kamu harus bekerja keras (secara sungguh-sungguh) menuju
keredaan Tuhanmu”.
Jadi
semua umat Islam harus
bekerja keras dalam memenuhi kebutuhan
hidupnya termasuk dalam beribadah mendekatkan diri kepada Allah SWT. Hal itu
pula yang telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW sejak kecil hingga akhir
hayatnya. Misalnya ketika ia mengembala biri-biri serta berniaga hingga ke negeri
Syam dengan penuh semangat dan jujur. Begitu pula para sahabat memberikan keteladanan bekerja keras, seperti Abu Bakar,
Umar bin Khattab, Usman bin Affan, Ali bin Abi Thalib dan lainnya. Mereka
memiliki semangat kerja keras yang
tinggi baik dalam berusaha maupun berdakwah menegakkan agama Allah. Harta yang
mereka peroleh dari usaha yang kerja
keras mereka gunakan untuk menyantuni fakir miskin dan kepentingan agama Islam.
Rasulullah SAW juga memberikan penghargaan bagi orang yang bekerja keras.
Suatu
ketika Nabi bertemu dengan seorang sahabat, Sa'ad al-Anshari yang
memperlihatkan tangannya yang melepuh karena kerja keras. Nabi bertanya,
"mengapa tanganmu hitam, kasar dan melepuh?" Sa'ad menjawab,
"tangan ini kupergunakan untuk mencari nafkah bagi keluargaku." Nabi
yang mulia berkata, "ini tangan yang dicintai Allah," seraya mencium
tangan yang hitam, kasar dan melepuh itu. Bayangkanlah, Nabi yang tangannya
selalu berebut untuk dicium oleh para sahabat, kini mencium tangan yang hitam,
kasar dan melepuh. Agar semangat kerja keras selalu ada dalam diri, maka
hendaknya kita beranggapan akan hidup selamanya.
Namun
dalam hal ibadah khusus, seperti shalat, hendaknya kita beranggapan bahwa
seolah-olah kita akan mati esok hari sehingga kita bisa beribadah dengan
khusyu’. Hal ini sesuai dengan pesan Rasulullah SAW:
اِعْمَلْ
لِدُنْيَاكَ كَأَنَّكَ تَعِيْشُ اَبَدًا وَاعْمَلْ ِلآخِرَتِكَ كَأَنَّكَ تَمُوْتُ
غَدًا
Artinya:
“bekerjalah untuk kepentingan duniamu seolah-olah engkau hidup
selama-lamanya; dan bekerjalah untuk kepentingan akhiratmu seolah-olah engkau
akan mati esok hari”. (H.R. Ibnu Asakir).
Semua
manusia yang hidup di dunia ini mempunyai jasmani dan rohani yang keduanya
saling membutuhkan antara satu dan lainnya. Kebutuhan jasmani berupa makanan,
minum, pakaian, dan tempat tinggal. Sedangkan kebutuhan rohani berupa
pengtahuan yang bermanfaat, dan nasihat yang sesuai dengan kebutuhan rohani. Semuanya itu dapat diraih
apabila kita mau berusaha dengan sungguh-sungguh, maka Allah akan memberikan
rizqi kepada makhluk-Nya. Allah berfirman:
"Sesungguhnya
Allah tidak merobah Keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan yang
ada pada diri mereka sendiri".
(Q.S Ar-Ra’du: 11)
Rasulullah
pernah bersabda “amal duniawi yang dilakukan oleh manusia untuk kepentingan
hidupnya dan usaha yang dikerjakan untuk kebutuhan diri sendiri dan keluarga
termasuk ibadah serta sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT”.
Semua orang yang bekerja dapat menjadikan pekerjaan dan segala aktivitasnya
sebagai ibadah asalkan mereka berpegang pada ketentuan berikut:
a. Harus
menyesuaikan semua pekerjaannya dengan aturan agama yang berlaku dalam ajaran
Islam
b. Sebelum
melakukan pekerjaan hendaknya memulainya dengan niat yang suci dan hati yang
tulus
c. Setiap
pekerjaan hendaklah dilakukan dengan baik dan benar.
3. Hikmah
Bekerja Keras
Allah
SWT memerintahkan supaya kita bekerja keras karena banyak himah dan manfaatnya,
baik bagi orang yang bekera keras maupun terhadap lingkungannya. Di antara
hikmah bekerja keras tersebut adalah sebagai berikut:
a. Mengembangkan potensi diri, baik berupa
bakat, minat, pengetahuan, maupun keterampilan Membentuk pribadi yang
bertanggung jawab dan disiplin.
b. Mengangkat
harkat martabat dirinya baik sebagai makhluk individu maupun sebagai anggota masyarakat.
c. Meningkatkan
taraf hidup orang banyak serta meningkatkan kesejahteraan.
d. Kebutuhan
hidup diri dan keluarga terpenuhi.
e. Mampu
hidup layak.
f. Sukses
meraih cita-cita
g. Mendapat
pahala dari Allah, karena bekerja keras karena Allah merupakan bagian dari
ibadah.
4.
Membiasakan Perilaku
Kerja
Keras
Untuk dapat memilki sikap kerja keras, perlu diperhatikan
hal-hal sebagai berikut:
a. Selalu menyadari bahwa hasil yang diperoleh dari jerih
payahnya sendiri lebih terpuji dan mulia daripada menerima pemberian orang
lain.
b. Islam memuji sikap kerja keras dan mencela meminta-minta
(kecuali jika terpaksa).
c. Memiliki semboyan tidak suka mempersulit orang lain
dengan mengharapkan bantuannya.
d. Menyadari sepenuhnya bahwa memberi lebih mulia daripada
meminta.
5.
Manfaat
Kerja Keras
Sikap
kerja keras, tekun, ulet dan teliti akan membawa keberhasilan dalam segala
usaha. Jika hal itu dilaksanakan seorang murid, ia akan memperoleh prestasi
yang tinggi. Jika dilaksanakan seorang karyawan, ia akan memperoleh karier dan
jabatan yang baik. Jika dilaksanakan seorang pemimpin, ia akan menjadi pemimpin
yang berhasil dan dicintai rakyatnya.
Berikut
ini adalah ayat al-Qur’an dan hadis yang menerangkan pentingnya kerja keras,
tekun, ulet dan teliti dalam melaksanakan usaha.
“Maka apabila engkau telah selesai (dari
suatu urusan), tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang lain), dan hanya
kepada Tuhanmulah engkau berharap”. (Q.S. al-Insyirah/94: 7-8)
Dan
sebuah hadis yang artinya kurang lebih sebagai berikut.
“Bekerjalah untuk kepentingan
duniamu seakan-akan kamu hidup selama-lamanya dan berbuatlah untuk kepentingan
akhiratmu seakan-akan kamu mati besok pagi. (H.R. Ibnu
Asyakir).
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dari
uraian demikian, kesimpulannya adalah :
1. Kerjakeras,
tekun, ulet dan teliti merupakan akhlak Terpuji yang seharusnya dimiliki oleh setiap
orang, terutama bagi seorang pelajar dalam proses pendidikan.
2. Akhlak
terpuji tersebut tidak hanya butuh pemahaman konsep akan tetapi juga diimplementasikan
atau diaplikasikan kedalam kehidupan sehari-hari , terutama sebagai umat muslim
dalam mencetak prestasi bagi dunia peradaban Islam.
3. Akhlak
Terpuji tersebut merupakan refleksi dari
beberapa sifat-sifat atau akhlak terpuji yang merupakan kepribadian Rasulullah saw. yang perlu kita teladani.