Trail Of Waving Hearts

Jumat, 27 Desember 2013

MAKALAH KERJA KERAS








MAKALAH
Disusun untuk memenuhi tugas Aqidah Akhlak yang dibina oleh
 Hj. Umi Nadhiroh,S.Ag,MMPd


Disusun oleh:
1. Antony Bagas S.              (02)
2. Muh. Yusril F.                 (09)
3. Miftakhul Khusna.          (10)
4.  Nur Aini.                          (16)
5.  Winda Nur Agustin.       (26)
6.  Widya Dwi A.                  (28)



MTsN MOJOSARI
TAHUN AJARAN 2013-2014
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan baik dan benar, serta tepat pada waktunya. Dalam makalah ini kami akan membahas mengenai “Kerja Keras”.
Makalah ini telah dibuat dengan beberapa bantuan dari berbagai pihak untuk membantu menyelesaikan tantangan dan hambatan selama mengerjakan makalah ini. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini. Oleh karena itu kami mengundang pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang dapat membangun kami. Kritik yang membangun dari pembaca sangat kami harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.

Mojosari, 14 Oktober 2013
Penyusun







BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
            Hidup adalah sebuah perjuangan. Tanpa adanya usaha untuk berjuang maka manusia tidak akan  bisa bertahan untuk hidup. Untuk  itu manusia haruslah berjuang sekuat tenaga untuk memenuhi segala kebutuhannya sendiri. Dalam pada itu berjuangmemiliki makna yang cukup luas. Di dalamnya terkandung nilai-nilai untuk bekerja keras, tekun, ulet dan teliti. Tanpa  adanya unsur-unsur itu apa yang kita harapkan dan cita-citakan belum  tentu akan tercapai. Dengan bekerja keras dan tekun akan muncul sikap optimis dalam diri seseorang untuk menggapai cita-citanya. Dengan adanya sifat ulet, manusia tidak akan  mudah goyah  dan  putus  asa  dalam  menerjakan apa yang  ia lakukan. Tidak  mudah  putus  semangat apabila dala melakukan  pekerjaannya  mengalami hambatan  atau bahkan  kegagalan.
            Dalam  melakukan  pekerjaan unsur teliti juga tidak boleh lepas dari dirinya. Dengan sikap teliti maka apabila ada kesalahan atau kekurangan bisa segera di carikan solusinya. Sehingga sebuah pekerjaaan dapat terlaksana dengan baik.  Berdasarkan uraian ini kami bermaksud  untuk membahas bagaimana halnya kerja keras, tekun, ulet dan dan teliti dalam kehidupan.
2.  Rumusan Masalah
  1. Bagaimanakah yang dimaksud kerja keras ?
  2. Bagaimana implementasinya dalam kehidupan?
 3.  Tujuan Pembahasan
  1. Mengetahui tentang kerja keras.
  2. Mengetahui implementasi kerja keras, tekun, ulet dan teliti dalam kehidupan.



BAB II
PEMBAHASAN

1.      Pengertian Kerja Keras
Kerja keras  memiliki  hubungan dengan 3 akhlak terpuji  lainnya  seperti  Tekun,   Ulet, Dan Teliti. Kerja keras, tekun, ulet, dan teliti  merupakan  empat  sikap  terpuji  yang perlu  dimiliki  oleh  setiap orang  yang  menginginkan  kesuksesan  dalam  hidupnya. Keempat  sifat  tersebut  harus  dilakukan  secara  integral  sebab  antara  yang  satu  dengan yang  lainnya saling    mendukung.   Kerja keras, tekun, ulet dan teliti adalah kunci  dalam mencapai   kesuksesan dan tujuan yang dicita-citakan manusia.
Dengan  kerja keras  semua  pekerjaan  bisa cepat  selesai. Dan  disertai  dengan  ketekunan, ulet dan teliti  sebuah pekerjaan bisa terselesaikan dengan cepat, rapi dan maksimal sesuai yang diharapkan. Tanpa adanya sifat-sifat tadi dalam menjalani  sebuah pekerjaan  maka  manusia akan cepat  merasa  putus asa dan mudah menyerah. Tidak merasa puas dan bahkan bisa menjadi orang yang pesimis.
Untuk  itu  maka   manusia  dituntut  untuk  selalu  memiliki dan  menjaga sifat-sifat tersebut diatas. Agar dalam  menjalani  kehidupan dan  melakukan  pekerjaan  tetap menjadi  orang  yang  selalu optimis dan berpikiran positif. Dengan begitu semua apa yang dicita-citakan oleh manusia akan terwujud dengan baik.

2.      Konsep Kerja Keras
Kerja berarti berusaha atau berjuang dengan keras berarti sungguh-sungguh. Bekerja keras adalah bekerja dengan gigih dan sungguh-sungguh untuk mencapai suatu cita-cita. Bekerja keras tidak mesti “banting tulang” dengan  mengeluarkan  tenaga secara fisik, akan tetapi sikap bekerja keras juga dapat dilakukan dengan berpikir sungguh-sungguh dalam   melaksanakan   pekerjaannya. Kerja keras yaitu bekerja dengan sungguh-sungguh untuk mencapai tujuan atau prestasi kemudian disertai dengan berserah diri (tawakkal) kepada Allah SWT baik untuk kepentingan dunia dan akhirat. Firman Allah SWT yang artinya sebagai berikut:
Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.” (Al-Qashash“ 77)
Dengan demikian, sikap kerja keras dapat dilakukan dalam  menuntut  ilmu, mencari rezeki, dan menjalankan tugas sesuai dengan profesi masing-masing.
Pentingnya bekerja keras ini tersirat dalam firman Allah surat al-Jumu’ah ayat 10 yang artinya:
Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung.
Selain itu, Allah juga berfirman dalam surat at-Taubah/9 ayat 105 yang artinya:
"Dan Katakanlah: "Bekerjalah kamu, maka  Allah  dan  Rasul-Nya serta orang-orang mu'min  akan  melihat  pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.
Ayat di atas  mengajarkan  bahwa  kita  tidak  saja  melakukan  ibadah  khusus, seperti  shalat, tetapi juga bekerja untuk mencari apa yang telah dikaruniakan Allah di muka bumi ini. Kemudian  pada  surat at-Taubah  di atas  mengisyaratkan bahwa kita harus berusaha  sesuai  dengan  kemampuan  maksimal  kita dan  hal  itu akan diperhitungkan oleh Allah SWT. Orang yang beriman dilarang bersikap malas, berpangku tangan, dan menunggu  keajaiban  menghampirinya tanpa adanya usaha. Allah menciptakan alam beserta  segala  isinya diperuntukkan  bagi  manusia. Namun, untuk memperoleh  manfaat dari alam ini, manusia  harus berusaha dan  bekerja  keras. Rasulullah SAW juga menganjurkan umatnya untuk bekerja keras. Beliau  menegaskan bahwa makanan  yang  paling  baik adalah yang berasal dari hasil  keringat sendiri. Sabdanya:
عَÙ†ِ اْلمَÙ‚ْدَادِ بْÙ†ِ سَعْدِ ÙŠَÙƒْرِبَ رَضِÙŠَ اللهُ عَÙ†ْÙ‡ُ عَÙ†ِ النَّبِÙŠِّ Ù‚َالَ Ù…َا Ø£َÙƒَÙ„َ Ø£َØ­َدٌ Ø·َعَامًا Ù‚َØ·ُّ Ø®َÙŠْرًا Ù…ِÙ†ْ Ø£َÙ†ْ ÙŠَØ£ْÙƒُÙ„َ Ù…ِÙ†ْ عَÙ…َÙ„َِ ÙŠَدَÙŠْÙ‡ِ ÙˆَØ¥ِÙ†َّ Ù†َبِÙŠَّ اللهِ دَاوُدُ Ùƒَانَ ÙŠَØ£ْÙƒُÙ„ُ Ù…ِÙ†ْ عَÙ…َÙ„ِ ÙŠَدِÙ‡ِ (رواه البخارى(
Artinya: Tidak ada makanan yang lebih baik bagi seseorang melebihi makanan yang berasal dari buah tangannya sendiri. Sesungguhnya Nabi Daud AS makan dari hasil tangannya sendir.
            Perintah untuk bekerjakeras juga terdapat dalam firman Allah QS. Al-Insyiqoq ayat 6 yang artinya:
“Wahai manusia sesungguhnya kamu harus bekerja keras (secara sungguh-sungguh) menuju keredaan Tuhanmu”.
Jadi  semua umat Islam  harus bekerja  keras dalam memenuhi kebutuhan hidupnya termasuk dalam beribadah mendekatkan diri kepada Allah SWT. Hal itu pula yang telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW sejak kecil hingga akhir hayatnya. Misalnya ketika ia mengembala biri-biri serta berniaga hingga ke negeri Syam dengan penuh semangat dan jujur.  Begitu pula para sahabat  memberikan  keteladanan bekerja keras, seperti Abu Bakar, Umar bin Khattab, Usman bin Affan, Ali bin Abi Thalib dan lainnya. Mereka memiliki semangat  kerja keras yang tinggi baik dalam berusaha maupun berdakwah menegakkan agama Allah. Harta yang mereka peroleh dari usaha yang  kerja keras mereka gunakan untuk menyantuni fakir miskin dan kepentingan agama Islam. Rasulullah SAW juga memberikan penghargaan bagi orang yang bekerja keras.
Suatu ketika Nabi bertemu dengan seorang sahabat, Sa'ad al-Anshari yang memperlihatkan tangannya yang melepuh karena kerja keras. Nabi bertanya, "mengapa tanganmu hitam, kasar dan melepuh?" Sa'ad menjawab, "tangan ini kupergunakan untuk mencari nafkah bagi keluargaku." Nabi yang mulia berkata, "ini tangan yang dicintai Allah," seraya mencium tangan yang hitam, kasar dan melepuh itu. Bayangkanlah, Nabi yang tangannya selalu berebut untuk dicium oleh para sahabat, kini mencium tangan yang hitam, kasar dan melepuh. Agar semangat kerja keras selalu ada dalam diri, maka hendaknya kita beranggapan akan hidup selamanya.
Namun dalam hal ibadah khusus, seperti shalat, hendaknya kita beranggapan bahwa seolah-olah kita akan mati esok hari sehingga kita bisa beribadah dengan khusyu’. Hal ini sesuai dengan pesan Rasulullah SAW:
 Ø§ِعْÙ…َÙ„ْ Ù„ِدُÙ†ْÙŠَاكَ ÙƒَØ£َÙ†َّÙƒَ تَعِÙŠْØ´ُ اَبَدًا ÙˆَاعْÙ…َÙ„ْ ِلآخِرَتِÙƒَ ÙƒَØ£َÙ†َّÙƒَ تَÙ…ُÙˆْتُ غَدًا
Artinya: “bekerjalah untuk kepentingan duniamu seolah-olah engkau hidup selama-lamanya; dan bekerjalah untuk kepentingan akhiratmu seolah-olah engkau akan mati esok hari”. (H.R. Ibnu Asakir).
Semua manusia yang hidup di dunia ini mempunyai jasmani dan rohani yang keduanya saling membutuhkan antara satu dan lainnya. Kebutuhan jasmani berupa makanan, minum, pakaian, dan tempat tinggal. Sedangkan kebutuhan rohani berupa pengtahuan yang bermanfaat, dan nasihat yang sesuai dengan  kebutuhan rohani. Semuanya itu dapat diraih apabila kita mau berusaha dengan sungguh-sungguh, maka Allah akan memberikan rizqi kepada makhluk-Nya. Allah berfirman:
"Sesungguhnya Allah tidak merobah Keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri". (Q.S Ar-Ra’du: 11)
Rasulullah pernah bersabda “amal duniawi yang dilakukan oleh manusia untuk kepentingan hidupnya dan usaha yang dikerjakan untuk kebutuhan diri sendiri dan keluarga termasuk ibadah serta sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT”. Semua orang yang bekerja dapat menjadikan pekerjaan dan segala aktivitasnya sebagai ibadah asalkan mereka berpegang pada ketentuan berikut:
a.       Harus menyesuaikan semua pekerjaannya dengan aturan agama yang berlaku dalam ajaran Islam
b.      Sebelum melakukan pekerjaan hendaknya memulainya dengan niat yang suci dan hati yang tulus
c.       Setiap pekerjaan hendaklah dilakukan dengan baik dan benar.

3.      Hikmah Bekerja Keras
Allah SWT memerintahkan supaya kita bekerja keras karena banyak himah dan manfaatnya, baik bagi orang yang bekera  keras  maupun terhadap lingkungannya. Di antara hikmah bekerja keras tersebut adalah sebagai berikut:
a.       Mengembangkan potensi diri, baik berupa bakat, minat, pengetahuan, maupun keterampilan Membentuk pribadi yang bertanggung jawab dan disiplin.
b.      Mengangkat harkat martabat dirinya baik sebagai makhluk individu maupun sebagai anggota  masyarakat.
c.       Meningkatkan taraf hidup orang banyak serta meningkatkan kesejahteraan.
d.      Kebutuhan hidup diri dan keluarga terpenuhi.
e.       Mampu hidup layak.
f.       Sukses meraih cita-cita
g.      Mendapat pahala dari Allah, karena bekerja keras karena Allah merupakan bagian dari ibadah.

4.      Membiasakan Perilaku Kerja Keras
Untuk dapat memilki sikap kerja keras, perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a.       Selalu menyadari bahwa hasil yang diperoleh dari jerih payahnya sendiri lebih terpuji dan mulia daripada menerima pemberian orang lain.
b.      Islam memuji sikap kerja keras dan mencela meminta-minta (kecuali jika terpaksa).
c.       Memiliki semboyan tidak suka mempersulit orang lain dengan mengharapkan bantuannya. 
d.      Menyadari sepenuhnya bahwa memberi lebih mulia daripada meminta.

5.      Manfaat Kerja Keras
Sikap kerja keras, tekun, ulet dan teliti akan membawa keberhasilan dalam segala usaha. Jika hal itu dilaksanakan seorang murid, ia akan memperoleh prestasi yang tinggi. Jika dilaksanakan seorang karyawan, ia akan memperoleh karier dan jabatan yang baik. Jika dilaksanakan seorang pemimpin, ia akan menjadi pemimpin yang berhasil dan dicintai rakyatnya.
Berikut ini adalah ayat al-Qur’an dan hadis yang menerangkan pentingnya kerja keras, tekun, ulet dan teliti dalam melaksanakan usaha.
 “Maka apabila engkau telah selesai (dari suatu urusan), tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang lain), dan hanya kepada Tuhanmulah engkau berharap”. (Q.S. al-Insyirah/94: 7-8)
Dan sebuah hadis yang artinya kurang lebih sebagai berikut.
“Bekerjalah untuk kepentingan duniamu seakan-akan kamu hidup selama-lamanya dan berbuatlah untuk kepentingan akhiratmu seakan-akan kamu mati besok pagi. (H.R. Ibnu Asyakir).





BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari uraian demikian, kesimpulannya adalah :
1.      Kerjakeras, tekun, ulet dan teliti merupakan akhlak Terpuji yang seharusnya dimiliki oleh setiap orang, terutama bagi seorang pelajar dalam proses pendidikan.
2.      Akhlak terpuji tersebut tidak hanya butuh pemahaman konsep akan tetapi juga diimplementasikan atau diaplikasikan kedalam kehidupan sehari-hari , terutama sebagai umat muslim dalam mencetak prestasi bagi dunia peradaban  Islam.
3.      Akhlak Terpuji tersebut merupakan  refleksi dari beberapa sifat-sifat atau akhlak terpuji  yang merupakan kepribadian  Rasulullah saw. yang  perlu kita teladani.







tugas sekolah