Trail Of Waving Hearts

Sabtu, 25 Januari 2014

Hyosung SECRET Memulai Debut Acting'nya di Drama " Ghost Seeing Detective Cheo Yong"

hyosunggg_cheoyonggg
Member SECRET, Hyosung akan memulai debut aktingnya di drama OCN mendatang, “Ghost Seeing Detective Cheo Yong”
Pada tanggal 24 Januari potongan gambar yang diambil selama syuting telah dirilis secara online. Hyosung berperan sebagai seorang siswa SMA yang berubah menjadi hantu, yang tidak bisa menebus kesalahan dengan kehidupan sebelumnya sehingga ia dapat meninggalkan dunia dan pindah ke kehidupan berikutnya.
Mengenai perannya, Hyosung berkata, “Mencoba berakting untuk pertama kalinya melalui ‘“Ghost Seeing Detective Cheo Yong” adalah saat yang menyenangkan dan bahagia bagiku. Hantu yang diperankan olehku, Han Na Young, memiliki banyak kesamaan denganku, jadi aku senang memerankannya. aku memberikan upaya terbaik setiap detik (syuting), jadi aku harap kalian melihat ke depan untuk itu dan memberikan perhatian. “
Drama ini akan tayang mulai bulan depan.

Source:koreanindo

Persahabatan Key dan Woohyun Menjadi Pusat Perhatian

keywoohyun
Setelah mengumumkan rencana untuk membentuk sub unit, Key dan Woohyun menjadi pusat perhatian, terutama dengan persahabatan dekat mereka.
Sebuah foto terbaru yang diposting Key pada tahun 2012 telah beredar di forum online. Pesan yang ia posting tertulis, “Kami baru saja kembali dari memberikan dukungan kepada teman! Sekarang mari kita melakukan sebuah acara yang baik. “
Key dan Woohyun lahir di tahun yang sama, 1991 (“91 Line”) dan menjalin persahabatan dengan bintang-bintang lainnya seperti Jinwoon 2AM dan Dong Woon BEAST.
Pada tanggal 24 Januari, SM Entertainment dan Woollim Entertainment mengumumkan, “Key dan Woohyun sedang dalam proses bersiap-siap untuk debut sebagai sub unit. Namun, belum ada informasi lebih lanjut mengenai debut mereka. “
Source : Koreanindo

Minggu, 19 Januari 2014

Daftar Pemenang "28th Golden Disk Awards 2014"



Berikut adalah daftar pemenang / winner list dari '28th Golden 


Disk Awards 2014'.

Digital Bonsang Winners


1. A Pink


2. Davichi


3. Ailee


4. 4Minute


5. CNBLUE


6. Sistar


7. 2NE1


8. SECRET

9. Lee Seung Chul

10. EXO


11. B1A4


12. f(x)


13. INFINITE


14. Beast


15. SHINee


16. Girls' Generation


17. Cho Yong Pil

Digital Daesang


Psy

Disk Daesang


EXO

Special Awards


1. Newcomer Award - Crayon Pop, Lim Kim, Roy Kim & Bangtan


 Boys

2. Best Hip Hop Award - Baechigi


3. CeCi Asia Icon Award - SHINee & Sistar


4. Popularity Award - Girls' Generation, Roy Kim, SHINee & Beast


5. The Good Will Star Award - CN BLUE


source : Akzy Fenryl Akbar

Yoo Seung Ho Terlihat Bekerja Keras di Militer


yoo-seung-ho_1390004455_af_org
Bagi yang merindukan aktor Yoo Seung Ho, mungin foto terakhir dari dirinya di militer dapat meyakinkan penggemar bahwa dia sehat dan baik-baik!
Foto Yoo Seung Ho baru-baru ini di unggah di fancafe resmi divisi ke-27 pelatihan perekutan batalion, menunjukkan etos kerja dari Yoo Seung Ho saat ia membantu dalam melatih anggota baru bahkan di luar ruangan dalam cuaca dingin.
Yoo Seung Ho terdaftar ke dalam batalion-102 dari Chuncheon, Gangwondo pada tanggal 5 Maret 2013 dan direncanakan akan menyelesaikan tugasnya pada tanggal 4 Desember 2014.


Source: KoreanIndo

Siwan Dan Chanyeol Berbagi Selca

 
1526632_1102488453101141_1691425135_n
Siwan ZE: A, yang menerima saran dari Chanyeol EXO saat ia ambil bagian dalam ‘Laws of the Jungle’ di Mikronesia mengambil selca dengan bersama di dalam kamar hotel.
Siwan dan Chanyeol terlihat dekat secara alami dengan berada di dalam kamar hotel di mana mereka tinggal di untuk reality show tersebut. Kedua idola tampan tersebut menjadi dekat karena Chanyeol memberikan saran untuk pendatang baru Siwan.
Sementara itu, penampilan pertama Siwan di acara ‘Laws of the Jungle’ di Mikronesia’ disiarkan pada 17 Januari.

Source : KoreanIndo

Sabtu, 11 Januari 2014

Inilah 7 Negara Yang Tergabung Dalam "SM'ent Global Audition"


Screen-Shot-2014-01-10-at-6.04.57-PM-800x450 


      Setiap tahun, SM Entertainment, sebagai salah satu agensi terbesar dan paling sukses di industri K-Pop menggelar audisi di seluruh dunia dalam mencari bintang-bintang bersinar berikutnya.
Lokasi dan tanggal telah ditetapkan, dan video pengumumkan audisi telah diposting melalui Youtube dan Facebook
Berikut tanggal dan lokasi audisi :

INDONESIA : Jakarta ( 23 Februari )
CHINA : Shenzhen ( 28 Februari ) , Chongquig ( 2 Maret ) , Qingdao ( 5 Maret ) , Changsha ( 8 Maret ) , Beijing ( 05-06 April ) , Shanghai ( 12-13 April )
JEPANG : Hokkaido ( 15 Maret ) , Aomori ( 19 Maret ) , Osaka ( 21 Maret ) , Tokyo ( 23 Mar ) , Okinawa ( 29 Maret )
THAILAN : Bangkok ( 19-20 April )
U.S.A. : Los Angeles ( 27 Apr ) , New York (1 Mei)
KANADA : Toronto ( 4 Mei ) , Vancouver (Mei 10)
KOREA : Seoul ( 17-18 Mei ) , Gwangju ( 24 Mei ) , Busan ( 25 Mei )
Audisi akan diadakan di 20 kota di seluruh tujuh negara yang berbeda.

Source : KoreanIndo

Rabu, 08 Januari 2014

Mianhae My Baby



Mianhae My Baby


Tittle : Mianhae My Baby
Author : Ila_Sparkey
Maincast : Kyuhyun, Jihyun, Hyunmi
Rating : PG-13
Genre : Family
Disclaimer : This FF is mine. The cast belong to themselves. So don’t bash me.
Mian kalo ada typo. Mian juga kalo ceritanya biasa-biasa aja. Aku hanya ingin mengeluarkan apa yang ada di pikiranku biar ga jadi bisul. Hehe. Ya sutralah tak usah berlama-lama lagi. happy reading... jangan lupa RCL nya yah!!! Gomawo....

Kau akan merasa kehilangan saat seseorang itu telah meninggalkanmu. Jika itu terjadi  maka kau akan hidup dalam penyesalan yang berkepanjangan.
Darah lebih kental dari air. Kebencian pun tak akan sanggup mencairkan darah serupa air.
KYUHYUN POV
            Aku memang membencinya. Tak mengharapkan kehadiranya. Aku membencinya karena dia hadir di saat yang sangat tidak tepat, terlalu dini untukku memilikinya. Aku membencinya karena kehadirannya telah membunuh kekasihku, hyunmi. Dan pada akhirnya Hyunmi meninggal saat aku berulang tahun. Aku membencinya karena senyum dan semua yang ada padanya mengingatkanku pada  Hyunmiku. Dan aku lebih menbencinya  karena darahku mengalir di tubuhnya. Dia telah menghancurkan masa mudaku dengan kehadirannya.
            Mungkin bagi sebagian orang, kehadirannya memang sebuah anugrah dari Tuhan yang membawa kebahagiaan namun tidak denganku. Setidaknya di umurku yang masih terlalu muda yakni 20 tahun dan kondisi yang seperti ini. Meskipun ia ada karena cinta namun kehadirannya membawa duka yang mendalam bagiku. Ia adalah sebuah kesalahan bagiku. Tak ada sayangku untuknya. Namun orang tuaku memaksaku hidup berdua dengannya berharap aku akan menyayanginya seiring berjalannya waktu. Mendengar tangisnya tiap malam, membiarkan ia memanggilku dengan sebutan itu. Andaikan kelahirannya tak membawa kematian Hyunmi pasti aku akan sangat menyayanginya, menjadi sebuah keluarga yang bahagia.
            Hari ini hari ulang tahunnya begitupun denganku. Ya.. ulang tahun kami memang sama. Tapi jangan harap aku akan berbahagia untuk ini. Tak ada lagi kebahagiaan ulang tahun setelah kelahirannya. Berulangkali dia merengek padaku ingin merayakan ulang tahunnya bersamaku, namun aku tak sudi merayakan hari kematian kekasihku yang tepat di hari ulang tahunnya. Selamanya aku tidak akan melupakan hari itu, tanggal itu. Dimana hyunmi meregang nyawa demi kehadiran anak itu yang bagiku tak lebih berharga dari hidup hyunmi. Tangisan pertamanya adalah detik dimana hyunmi pergi dari rengkuhanku untuk selamanya dan detik itu juga aku membenci sosok yang baru melihat dunia beberapa saat itu. Namun dengan penuh keterpaksaan aku membawanya masuk dalam hidupku meskipun aku tak bisa menyayanginya.
-------
            Pagi itu dia kembali merusuhi hidupku. Kulihat ia berjalan menunduk menghampiriku sambil meremas tangannya. Ia sudah memakai seragam sekolahnya.
“ap..appa,, hari ini Jihyun ulang tahun yang ke lima kan..Jjihyun boleh meminta sesuatu tidak? Jihyun mau foto bersama appa” tanya anak itu padaku yang sedang menyiapkan beberapa tugas kuliahku. Benar kan apa kataku, dia benar-benar pengganggu.
“appa sibuk, sudah kau berangkat sekolah saja, jangan ganggu appa!!” jawabku datar. Aku tak peduli ini hari ulang tahunnya atau bukan.
“ap.. appa.. sekali saja appa.. Jihyun janji ini yang terakhir kalinya appa!” kulihat matanya sudah memerah. Mungkin sebenar lagi ia akan menangis. Aku mendengus kesal.
“ APPA BILANG SIBUK YA SIBUK, KAU MENGERTI TIDAK HAHH??? SUDAH SANA BERANGKAT SEKOLAH !!!” teriakku emosi. Dia langsung menunduk kemudian terlihat butir-butir air mata mengalir di wajahnya.
“ nn,,ne appa, maafkan Jihyun, Jihyun tidak akan mengganggu dan meminta apapun lagi. maafkan Jihyun appa..” ucapnya dengan suara yang bergetar. Kemudian ia berlalu dari hadapanku dengan langkah yang menurutku sangat berat, pundaknya pun bergetar, mungkin ia menangis. Apa aku keterlaluan? Ahhh,, jangan terpengaruh air matanya Kyuhyun. peringatku pada diriku sendiri. Tapi jujur saja aku merasa sedikit sesak dan sakit saat melihat pancaran ketakutan di wajah dan air matanya.
            Hari ini entah kenapa  perasaanku tidak enak. Pikiranku selalu tertuju pada wajah penuh air mata anak itu. Kuputuskan untuk keluar kelas saja lagipula dosen belum datang. Ku kendarai mobilku menuju apartemen yang kuhuni berdua dengan anak itu. Sesampainya di apartemen segera ku tekan passwordnya. Apartemen masih sepi. Jelas saja sekarang masih jam 10 pagi.  Pasti anak kecil itu belum pulang. Aku duduk di shofa sambil menyalakan TV. Mencoba sedikit mencairkan sepi di apartemen ini. Namun perhatianku tiba-tiba tetuju pada kamar anak itu yang sedikit terbuka. Aku melangkah masuk ke kamarnya. Kulihat boneka teddy kesayangannya yang setahuku satu-satunya hadiah ulang tahun dariku 2 tahun lalu, itupun aku terpaksa karena eomma mengancam tidak akan memberikan uang lagi padaku. Pandanganku terus mengedari kamar ini.  Mataku tertuju pada sebuah buku kecil di atas meja belajarnya, sepertinya buku diary. Ehm.. kurasa anak itu cukup pintar karena masih 5 tahun namun sudah lancar menulis. Kubuka halaman pertama buku itu. Hatiku langsung mencelos melihat tulisan khas anak kecil itu.
teddy.. kenapa appa selalu memarahiku? Appa juga tak pernah memperhatikanku, tak pernah mengantarkanku ke sekolah seperti appanya teman-temanku yang lain. Apa appa membenciku teddy? Kuharap tidak karena aku sangat menyayangi appa. Aku ingin suatu saat appa memelukku dan berkata appa menyayangimu jihyun. ‘
‘besok jihyun ulang tahun teddy.. kau harus memberiku hadiah ya!.. heheh. Eh iya jihyun berharap besok appa tidak marah lagi sama jihyun. untuk kali ini ingiiin sekali jihyun foto bareng sama appa. jihyun ingin memperlihatkan foto appa yang masih muda dan sangat tampan pada teman-temanku yang sering mengejekku tak punya appa. Appa jihyun kan masih muda tampan lagi, tidak seperti appanya teman-temanku yang sudah ahjussi-ahjussi. Hehe. Appa saranghae!’
            Saranghae? Hemh.. entah kenapa aku tersenyum karena kata itu diucapkan oleh anak itu. Kubuka lagi lembaran-lembaran buku itu. semuanya berisi tetang kesedihannya atas perilakuku padanya. Aku terpaku pada satu tulisannya. Air mataku sukses mengalir begitu saja.
            ‘Teddy.. sekarang aku tau kenapa appa membenciku. Tadi aku tidak sengaja membaca buku diary appa. Ternyata eommanya Jihyun meninggal karena melahirkan  Jihyun. Teddy.. apa berarti  Jihyun ini pembunuh? Andaikan saat itu eomma tidak meninggal pasti sekarang Jihyun punya keluarga seperti keluarganya  Jae in, temanku. Tuhan.. kenapa saat itu tidak Jihyun saja yang mati, kenapa harus eomma. Kalau jihyun mati kan appa tidak akan sedih lagi, appa pasti sering tersenyum. Appa kan lebih sayang eomma dari pada  jihyun. appa ... maafkan jihyun ne! Gara-gara jihyun eomma meninggal. Jihyun memang pembunuh appa...’
            Tangisanku sudah tak terbendung lagi. Aku tersadar akan kesalahanku selama ini.Aku benar-benar kejam. Aku tak sanggup lagi membaca buku itu. Segera ku tutup buku itu seraya keluar dari kamar Jihyun. Tiba-tiba aku merasa begitu merindukan anak itu. Aku ingin menjemputnya di sekolah. Aku juga ingin meminta maaf padanya. ‘jihyunie.. maafkan appa nak’ batinku.
            Namun langkahku terhenti karena ada telpon. Kulihat ID si penelpon, aku mengernyitkan dahiku, aku tak mengenal nomor ini tapi ku angkat saja. Seketika tanganku bergetar dan nyawaku tercabut secara paksa demi mendengar untaian kata si penelpon. Air mataku yang semula hampir mengering kembali meleleh. Tubuhku kebas dan suaraku tercekat. Apakah ini arti dari firasat burukku tadi?ANDWAEE!!!... Jihyun.
            Tidak lama kemudianaku sudah sampai di rumah sakit yang diberitahkan guru jihyun yang menelponku tadi. Aku berlari seperti orang kesetanan wajahku pucat, tangan dan tubuhku bergetar hebat sedangkan air mataku tak berhenti mengalir sejak tadi. Berkali-kali aku hampir menabrak, aku tidak peduli, aku hanya butuh anakku anak yang tak pernah ku sentuh. Aku hanya ingin segera tahu bagaiman keadaannya.
            Aku duduk di ruang tunggu. Jihyun masih ditangani oleh medis. Eomma berlari ke arahku dengan mata yang sembab. Sedangkan guru jihyun yang tadi menelponku sudah pulang setelah memberitahuku kronologis kejadian itu.
Flashback
“Tadi Jihyun buru-buru pulang katanya mau memberikan hadiah untuk ayahnya yang berulang tahun di hari yang sama dengannya. Ia berlari menyeberangi jalan tanpa melihat rambu yang sudah hijau.’ Tutur guru Jihyun padaku. Aku semakin merasa bersalah mendengar penuturan guru jihyun tersebut. Tubuh putriku dihantam bus yang sedang melaju kencang, itu karena akulah penyebabnya. Aku seakan bisa merasakan kesakitan Jihyun.
End of Flashback
            Ini sudah lebih dari 5 jam Jihyun berada di ruang UGD. Tak ada seorangpun yang bisa memastikan keadaannya akan baik-baik saja mengingat betapa parahnya luka di  tubuh putriku. Ya... mulai detik ini aku akan mengakui bahwa Jihyun adalah anakku. Darah dagingku.
            Eomma dan noonaku terdiam. Air mata mereka sudah berhenti meleleh namun aku yakin perasaan mereka juga sama sepertiku. Hanya aku saja yang masih belum kehabisan air mataku. Aku menangis terisak. Aku sedikit menjauh dari eomma, duduk di lantai sembari memeluk lututku erat. Teringat semua kelakuan kasarku padanya. Tentang permintaannya saat ulang tahun tadi pagi. Aku memang ayah yang tak berguna. Pelukan eomma tak dapat menenangkanku. Bagaimana aku bisa tenang sementara di dalam sana putriku sedang merenggang nyawa sendirian.
            Pintu UGD terbuka. Dokter itu keluar dan seketika itu juga aku mendekati dokter bersama eomma dan noonaku.
“Lukanya sangat parah. Benturan keras di kepalanya mengakibatkan ia tak sadarkan diri. Kemungkinan hidupnya memang sangat kecil tapi tetaplah berdoa.”
            Seketika tubuhku tersungkur ke lantai. Eomma dan noonaku menangis histeris. Aku sudah tak kuat untuk mengeluarkan suara. Andwae..anakku  harus hidup. Dia harus mendengar permintaan maafku.  ‘jihyunie.. bertahanlah nak.’
“Eomma.... ini hanya mimpi kan?” lirihku pada eomma. Eomma langsung memelukku dan membantuku berdiri. Eomma hanya tersenyum getir padaku. Hari ini benar-benar hari yang terberat bagiku. Tepat 5 tahun lalu hyunmi  juga meregang nyawa di hadapanku demi hadirnya sosok mungil yang sekarang keadaannya sama dengan ibunya.
----------------------------
            Malam itu aku sama sekali tak membiarkan mataku terpejam sedetik pun. Mataku tak penah luput dari tubuh mungil yang rapuh ini. eomma dan noona ku suruh pulang dan kembali besok membawa beberapa pakaian jihyun.
”Jihyunie... maafkan appa!! cepatlah bangun sayang, appa akan mengajakmu berfoto bersama, jalan-jalan dan appa juga akan memelukmu setiap saat.” Lihku sembari menggenggam tangan mungil nan rapuh putriku.
            Goresan-goresan luka di tubuhnya seakan menjorokkanku ke lubang penyesalan  yang paling dalam. Berkali-kali eomma menyuruhku untuk mengistirahatkan tubuhku tapi tak ada niat sedikitpun untuk beranjak menjauh dari Jihyun. Aku hanya ingin saat matanya terbuka, maka akulah orang pertama yang ia lihat dan detik itu juga aku akan memeluknya.
            Pagi ini seorang suster datang menghampiriku. Suster itu memberikan sebuah bungkusan yang ternyata adalah sebuah kotak kado yang terdapat bercak-bercak darah. Ku buka kado itu. Dadaku semakin sesak dan air mata ini mengalir untuk kesekian kalinya. Kado itu berisi topi rajut yang rajutannya sedikit tidak rapi dan terdapat selembar kertas. Bibirku bergetar menahan isakanku yang semakin menjadi tatkala membaca deretan kalimat dalam surat tersebut.
            ‘ Saengil chukkae appa. Semoga appa selalu dalam keadaan baik. Appa, apa appa suka dengan kado Jihyun? ini Jihyun sendiri yang buat tapi di bantu halmoni sih,, tapi halmonie Cuma membantu sedikit kok. Nanti kalau musim semi appa pakai yah topinya.. pasti appa tambah tampan. Appa Jihyun mau minta maaf. Maaf karena Jihyun sudah mengganggu hidup appa dan maaf  juga karena Jihyun telah membunuh eomma. Jwesonghamnida appa! Jihyun sebenarnya mau kado juga dari appa tapi appa bilang appa sibuk jadi ya tidak apa-apa. Jihyun kan sudah 5 tahun  jadi tidak perlu minta kado lagi. pokoknya semoga appa suka kado dari  jihyun, maaf  kalau rajutannya tidak rapi. Saranghae. Jihyun sayang appa.’
            Air mataku sudah tak terbendung lagi. Aku menelungkupkan wajahku dengan kedua tanganku diiringi isakan yang tertahan. Tubuhku berguncang hebat. Jihyunie,, seharusnya kau tak perlu melakukan hal ini nak..! sadarlah sayang, appa menunggumu. Eomma yang baru datang dan langsung membaca surat itu seketika menangis sambil memelukku, mencoba menenangkanku. Tapi sungguh kali ini aku tidak bisa bersikap acuh pada keadaan seperti ini, bahkan berpura-pura pun aku tak sanggup.
            Ini sudah genap 5 hari Jihyun koma. Tapi tidak ada tanda-tanda bahwa ia akan siuman. Tubuh mungilnya semakin kurus. Bibirnya yang biasanya merekah menjadi kering dan pucat. Matanya yang selalu bersinar  kini selalu tertutup. Suaranya yang imut selama 5 hari ini tak pernah kudengar. Bodohnya diriku yang lebih memilih membencinya daripada menyayangiya. Melebihi nyawaku karena bukan hanya darahku saja yang mengalir di tubuhnya namun hidupnya adalah bagian dari hidupku.
“Jihyunie.. kalau kau tak segera bangun appa akan marah. Kau tidak mau appa marah kan? Atau appa akan membatalkan berfoto bersama. Maka dari itu cepatlah sadar sayang.. appa merindukanmu, appa menyayangimu. Appa tidak akan memarahimu lagi.” ratapku sembari menciumi wajahnya. Eomma terisak mendengar perkataanku. Tuhan.. bisakah aku menggantikan kesakitannya?
            Pagi ini adalah pagi ke tujuh putriku koma. Matanya masih tertutup rapat. Tubuh mungilnya masih tergolek di ranjang rumah sakit. Kabel-kabel yang menopang hidupnya pun masih setia menempel di beberapa bagian tubuhnya. Tubuh ringkihnya terlalu kecil untuk merasakan kesakitan yang seperti ini. Melihat keadaannya seperti ini membuatku takut putri kecilku meninggalkanku di tengah penyesalan yang teramat dalam ini. Dan ketakutanku pun mulai menjadi kenyataan. Mesin yang menunjukkan detak jantung putriku melemah dan kemudian berubah menjadi garis lurus disertai bunyi yang memekakkan telinga. Aku panik. Langsung ku tekan tombol di atas ranjang putriku. Tak lama kemudian dokter dan beberapa suster datang. Digiringnya aku keluar ruangan itu. Seketika persendianku terasa terlepas. Tubuhku lemah. Seolah gravitasi tak berlaku lagi pada ragaku.
            Tak begitu lama akhirnya mesin itu tak berbunyi lagi. Dokter keluar dengan raut wajah yang murung dan tertunduk. Sepertinya eomma dan noona sudah siap dengan kemungkinan terburuknya tapi lain halnya denganku. Selamanya aku tidak akan siap. Dokter itu menggeleng pelan. ANDWAEEE. Anakku pergi. Air mataku sukses mengalir begitu saja. Aku menggeleng tak percaya. Air mataku kembali merebak.
‘Hyunmi, kenapa kau membawanya sekarang. Tuhan dengan inikah kau menghukumku.?’ Lirihku dalam hati. Tak kuasa untuk mengeluarkan selirih suarapun bahkan tangisanku pun tak bersuara.
            Eomma dan noonaku langsung menangis histeris. Kupacu kakiku masuk ruangan anakku. Kudekati tubuh itu. Langkahku sangat berat, tak kuasa melihat tubuh mungil itu telah kaku. Aku tak percaya anakku telah pergi. Segera kupeluk tubuh itu, menggoyang-goyangkannya.
“JIHYUN,,, BANGUN NAK! KAU TAK BOLEH MENINGGALKAN APPA, KUMOHON SAYANG BUKA MATAMU!!” aku berteriak sambil mengguncang-guncang tubuhnya. Kenapa matanya masih tertutup. Anakku belum mati. Jihyun tidak boleh meninggalkannku. ANDWAEEE.
“jihyunie... ku mohon jangan tinggalkan appa nak, bangun sayang!! Appa minta maaf sayang...!”lirihku lemas  sambil memeluk tubuh putri kecilku. Tangisanku tak akan merubah apa pun.
 Tolong siapa pun bangunkan aku dari mimpi buruk ini. Air mataku membanjiri pipiku. Sakit. Ini amat sangat sakit. Aku tak mau mempercayai ini.
“appa menyayangimu Jihyun.” kataku lirih demi mengucapkan kata yang  ingin aku sampaikan padanya. Kata yang sangat ingin didengarnya.
            Tiba-tiba keajaiban itu datang padaku. Mata yang tertutup itu meneteskan air mata. Kemudian kulihat tangan mungil itu bergeak. Anakku masih hidup. Aku berteriak memanggil dokter. Mereka langsung memeriksa Jihyun sementara aku yang linglung ini berada di luar ruangan.menuggu dngan berjuta perasaan yang  bercampur aduk. Eomma dan noonaku pun sama, bahkan mereka lebih memilih menunggu sambil berdiri disampingku. Tak ada yang bersuara diantara  kami. Mataku pun tak lepas dari pintu ruangan Jihyun. Aku meremas tanganku yang gemetaran. Aku tak peduli dengan penampilanku seperti apa sekarang. Aku tak peduli. Aku hanya ingin anakku.
Tak lama kemudian dokter itu keluar. Aku langsung menghampirinya. Begitupun dengan eomma dan noona.
“Ini benar-benar keajaiban. Tadi denyut nadinya memang sudah menunjukkan bahwa putri anda telah meninggal namun jantungya kembali berdetak. Mungkin ia tidak mau meninggalkan anda. Sekarang  keadaannya sudah stabil. Anda bisa menjenguknya. Tapi tolong  jangan diajak berbicara terlalu banyak. Kondisinya masih terlalu lemah” Perkataan dokter itu seakan memberikan kesejukan dalam diriku. Ringan. Asa ku kembali.
“Khamsahamnida uisa-nim.” Kataku seraya membungkuk.
“Berterima kasihlah pada Tuhan karena ia yang telah memberikan  keajaiban pada malaikat kecil itu.” tutur dokter itu dengan senyum tersungging kemudian berlalu. Segera kuhampiri putriku bersama eomma dan noona. Benar saja, matanya yang selama seminggu ini tertutup eapat bahkan hampir tertutup selamanya kini telah terbuka.
“app..appa” lirihnya memanggilku. Sungguh aku merindukan suara yang dulunya sangat aku benci ini. Aku berlari memeluknya. Tidak erat namun penuh kasih sayang dan kerinduan. Aku ciumi wajah mungil nan cantiknya berkali-kali. Tersirat raut keheranan di wajahya. Aku mengerti.
“ Maafkan semua kesalahan appa ne..! appa benar-benar meyayangimu. Jangan tinggalkan appa lagi sayang. “ ia tersenyum. Kembali ku kupeluk malaikat kecilku ini. Kuciumi pipi dan bibir mungilnya. Tangisanku sekarang bukan  tangisan kesedihan melainkan tangisan bahagia. Terima kasih Tuhan kau telah mengembalikan putriku.
----------
            Aku melihat senyuman itu kembali. Tubuhnya telah pulih sepenuhnya. Ia telah kembali menjadi  putriku yang ceria. Seminggu  setelah itu Jihyun sudah diperbolehkan pulang. Dan sekarang kami sedang menghabiskan waktu bersama di taman hiburan setelah sebelumnya kami berfoto bersama. Kupandangi lagi foto itu. Dalam foto itu, Jihyun tersenyum sangat ceria sedangkan aku menggendongnya sambil mencium pipinya dari samping. Kami memakai baju kembar. Tak lupa topi rajut itu kukenakan meskipun musim semi belum tiba.
“Appaa...”
            Aku menoleh sambil tersenyum. Ia melambaikan tangan mungilnya. Saat ini ia sedang naik komedi putar. Aku membalas lambaian tangannya dari tempat dudukku. Ternyata beginikah rasanya menjadi seorang ayah sepenuhnya. Kembali aku berterimakasih pada Tuhan karena telah memberiku kesempatan kedua memperbaiki semua kesalahanku.
            Malam hari telah tiba, kami baru sampai di apartemen. Hari ini sungguh melelahkan namun sangat membahagiakan bagiku. Inilah kali pertama aku seolah pantas disebut appa olehnya. Sekarang dia tertidur dipelukanku karena terlalu lelah bermain seharian bersamaku. Kugendong tubuh mungilnya menuju kamarku. Ya.. beberapa hari ini aku tidur berdua dengan Jihyun. Kurebahkan tubuh mungilnya di ranjang. Senyumku mengembang tatkala melihat wajah polosnya saat tidur. Cantik, benar-benar cantik. Dia sangat mewarisi wajah ibunya. Hanya mata dan rambut coklat ikalku yang menurun padanya. Bodohnya aku selama 5 tahun ini yang telah membenci malaikat kecil ini. Kubelai rambut coklat panjangnya kemudian kukecup pipinya. Kubaringkan tubuhku tepat disampingnya sembari memejamkan mata. Bersiap mengarungi mimpi bersama putriku.
             Hyunmi, aku berjanji akan menyayanginya, tak akan mengulangi kesalahanku terdahulu. Lihatlah kami dari atas sana. Tunggulah aku dan Jihyun. Dan bila waktu itu tiba kita akan berkumpul. Maafkan aku yang telah menyianyiakan pengobananmu. Saranghae...

END















tugas sekolah